Walau dibutuhkan oleh tubuh, terlalu banyak mengonsumsi garam atau sodium justru dapat meningkatkan tekanan darah. Yuk, batasi asupan garam dengan diet garam.
Tahukah
Anda bahwa garam tersembunyi dalam berbagai makanan? Garam atau sodium
ada secara alami di sebagian besar makanan, mulai dari garam meja, susu,
buah bit, seledri, hingga produk makanan monosodium glutamat (MSG),
soda kue, saus, dan kecap. Makanan beku, makanan ringan olahan, daging
olahan, sup kaleng, keju, sereal, dan roti juga mengandung garam. Dan
ada satu jenis makanan yang amat disukai namun tinggi sekali garamnya,
yaitu makanan cepat saji.
Manfaat dan Bahaya Garam
Garam mengandung
natrium, zat yang dibutuhkan tubuh. Fungsinya untuk mengontrol tekanan
dan volume darah, menjaga kadar cairan dalam tubuh, dan membantu kerja
otot dan saraf (mengirim impuls saraf dari otak ke seluruh tubuh).
Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, justru akan meningkatkan
risiko tekanan darah tinggi (hipertensi) yang pada akhirnya menimbulkan stroke atau penyakit jantung.
Jika
tubuh kelebihan garam, ginjal melepaskan lebih banyak air hingga
membuat volume darah yang dipompa keluar oleh jantung meningkat. Ini
membuat jantung harus bekerja lebih keras guna menyuplai darah segar ke
tubuh. Selain itu, kadar garam yang tinggi dalam tubuh juga bisa
menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh pada pasien gagal jantung kongestif,
sirosis hati, penyakit ginjal, dan mengganggu fungsi saraf normal.
Dengan melakukan diet garam yang benar, Anda bisa terhindar dari bahaya
garam yang bisa membahayakan diri sendiri dan keluarga.
Diet Garam, Ini Caranya
Jika
setiap makanan yang kita konsumsi mengandung garam, bayangkan seberapa
tinggi tumpukan garam dalam tubuh. Padahal jumlah maksimal asupan garam
yang disarankan masuk ke dalam tubuh tiap harinya hanya 6 gram. Jumlah
tersebut direkomendasikan untuk anak usia 11 tahun hingga orang dewasa.
Tentunya semakin kecil usia anak, semakin sedikit pula asupan garam yang
boleh masuk ke tubuh.
Oleh karena itu, mari kurangi asupan garam dengan cara diet garam berikut ini:
- Kurangi pemakaian garam saat memasak.
- Jika membeli makanan olahan, disarankan untuk membaca label dan pilih yang kandungan natrium atau sodiumnya rendah. Makanan sangat rendah sodium kandungannya kurang dari 35 mg/penyajian, sedangkan rendah sodium 140 mg/penyajian.
- Konsumsi lebih banyak makanan segar seperti sayuran dan buah-buahan segar. Mengapa? Karena jumlah garam alaminya rendah. Pilih juga daging segar daripada daging olahan seperti bacon atau sosis.
- Ketika memasak, gunakan bahan-bahan seperti lada, bawang putih, jahe, cabai, jeruk nipis, adas, tomat, paprika, oregano, seledri sebagai bumbu, bukannya garam.
- Jika Anda makan di restoran, minta agar jumlah garam dan berbagai saus dikurangi.
- Batasi penggunaan bumbu atau saus yang mengandung sodium seperti kecap, saus salad, saus tomat, mostar, dan lain-lain.
Meski
asupan dikurangi dengan menjalankan diet garam, jangan sampai tubuh
kekurangan atau bahkan tidak mendapatkan garam sama sekali. Jika kadar
garam dalam darah terlalu rendah, Anda bisa terkena penyakit
hiponatremia dengan gejala berupa berubahnya kondisi mental, sakit
kepala, mual, muntah, kelelahan, dan kejang otot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar